Mengenal Kamera DSLR

Kamera DSLR

DSLR singkatan dari Digital Single Lens Reflex, kamera dengan prinsip kerja berdasar dari kamera analog 35 mm. Bedanya peran film sebagai media sensitif cahaya diganti oleh sensor. Mekanisme kerjanya, gambar terbalik dari lensa dipantulkan melalui cermin untuk diteruskan ke pentaprisma agar terlihat tegak di jendela bidik ( viewfinder ). Dengan cara ini, apa yang terlihat di jendela bidik adalah apa yang akan diperoleh ketika rana ( shutter ) ditekan, jadi real time. Tidak seperti kamera saku yang ada jeda waktu atau shutter lag. Kemampuan merekam real time tersebut sangat dibutuhkan untuk menangkap momen cepat dalam hitungan detik ( split second ).


Ciri lain DSLR lensanya bisa diganti-ganti sesuai kebutuhan. Bisa memakai lensa wide, normal, telephoto, makro dan lainnya. Kemampuan sensor, chip procesing dan kendali noise di ISO tinggi juga menjadi kelebihannya. DSLR juga memungkinkan penggunaan aksesoris seperti filter, flash eksternal, battery pack, GPS, cable release dan lainnya.


Kategori kamera DSLR

Walau tidak ada patokan khusus, DSLR bisa dibagi dalam 3 kelompok: simpleentry level ), intermediate, dan advancepro ). Tiap kelompok bisa berbeda dari sensor, chip procesing, fitur kamera, kendali pemotretan, ukuran, casing hingga keleluasan dalam pemakaian aksesoris. Sebagai contoh DSLR Nikon kategori simple seperti D3000 hingga D5000. Intermediate tipe D90, D7000, hingga D700. Untuk advance tipe D800, D3X dan D4. Untuk beberapa tipe kamera, performanya kadang berada diantara kelas.

Selain kategori, penting juga mengetahui spesifikasi kamera. Spesifikasi dan review banyak ditemukan di internet pada situs seperti dpreview.com dan kenrockwell.com. Mereka me review kerja kamera beserta fiturnya, termasuk hal baru dibanding dengan tipe sebelumnya atau kamera sekelas dari merek berbeda. Pemula kemungkinan tetap akan sulit memahaminya walau sudah ada referensi. Cara yang lebih mudah, bertanya pada kawan yang sudah pernah memakainya. Perlu waktu serta usaha untuk mengerti spesifikasi dan fitur DSLR yang anda butuhkan.

Merk kamera DSLR

Ada beberapa produsen yang mengeluarkan DSLR saat ini seperti Canon, Nikon, Olympus, Panasonic, Leica dan Sony. Dua merek yang pemakainya cukup besar yaitu Canon dan Nikon. Tiap produsen bersaing menawarkan produk dengan spesifikasi dan fitur unggulannya termasuk bersaing menawarkan harga. Walau demikian banyaknya pilihan bukan berarti mudah memilih, kadang justru membingungkan terutama untuk pemula. Namun untungnya produsen menyiapkan kamera dengan kemampuan setara di setiap kelasnya untuk bersaing.  Di kelas advance misalnya Nikon punya D4, pesaingnya Canon mempunyai 1DX. Jadi ketika hendak membeli DSLR, ketahui spesifikasi dan harganya lalu bandingkan dengan kamera pesaing dari merek yang berbeda.

Sering muncul pertanyaan tentang merek, mana yang lebih bagus? Jawabannya bisa subjektif berdasar pengetahuan yang menjawab. Alasan memilih merek tertentu bisa saja karena kebetulan kenal pertama kali atau karena banyak teman yang memakai merek tersebut. Sebaiknya hindari buang banyak waktu memikirkan merek mana yang lebih bagus. Karena prinsip menghasilkan foto yang baik ada pada peran manusia pengguna alat atau the man behind the gun. Merek bukan masalah, pemakailah yang menentukan bagus tidaknya foto dihasilkan.


Sensor kamera DSLR

Sensor berperan menangkap cahaya yang diteruskan lensa untuk dirubah menjadi sinyal analog. Oleh chip procesing sinyal analog diubah menjadi sinyal digital yang akan disimpan sebagai gambar di kartu memori. Karena DSLR dikembangkan dari kamera 35 mm maka ukuran sensor berpatokan pada ukuran film 35 mm ( 35x24 mm ). Ketika teknologi sensor baru dikembangkan ukurannya baru 24x16 mm, dikenal dengan istilah APS-C. Dengan ukuran sensor tersebut sudut penglihatan menjadi lebih sempit. Sensor APS-C focal length efektifnya diperbesar 1.5 kali. Misalnya focal length 200 mm memiliki focal length efektif 300 mm ( 200x1.5 ). Pada DSLR Nikon mereka menyebut kamera dengan sensor APS-C ini dengan istilah DX.

Perbesaran focal length atau crop factor menguntungkan untuk pemotretan dengan lensa tele. Namun pemotretan dengan lensa wide menjadi terbatas akibat magnifikasi tersebut. Karenanya produsen kamera memproduksi lensa khusus yang didedikasikan untuk ukuran sensor APS-C agar didapat sudut pandang yang lebih luas. Nikon menyebut lensanya dengan istilah DX sedangkan Canon dengan istilah EF-S.

Teknologi sensor terus berkembang hingga diproduksi sensor yang berukuran sama dengan film 35 mm. Kamera dengan ukuran sensor 35x24 mm ini sering disebut dengan kamera full frame. Nikon menyebutnya dengan istilah FX. Dengan kamera full frame magnifikasi tidak terjadi lagi.

Ukuran sensor penting diperhatikan ketika hendak membeli kamera maupun lensa DSLR. Lensa umumnya tidak bermasalah jika dipakai pada kamera dengan ukuran sensor yang lebih kecil ( APS-C ). Tinggal kalikan 1.5 focal length yang dipakai untuk mengetahui efektif focal lengthnya. Namun sebaliknya lensa yang didedikasikan untuk ukuran sensor lebih kecil ( APS-C ) tidak semuanya mempunyai kompatibilitas dipakai pada kamera full frame. Lensa DX Nikon bisa digunakan pada kamera full frame Nikon dengan penurunan drastis megapikselnya. Sedang lensa EF-S Canon hanya bisa dipakai pada kamera full frame  Canon dengan bantuan adapter. Efek vignete sangat kuat atau bloking umumnya terjadi dari pemakaian tersebut.



Foto ilustrasi, sensor DX ( APS-C ) menangkap sudut penglihatan yang lebih sempit dibanding dengan sensor full frame sehingga membuat focal length menjadi lebih panjang.

Lensa kamera DSLR

Untuk menghasilkan foto yang bagus, selain peran sensor dan chip procesing, lensa juga berperan vital. Kualitas optik berpengaruh pada ketajaman, warna, kontrol distorsi, kontrol aberasi chromatis, dsb. Fungsinya vital membuat lensa-lensa berkualitas harganya selangit, bahkan bisa lebih mahal dari harga bodi.

Jenis lensa DSLR penting untuk dipahami. DSLR bisa dijual hanya  bodi atau bersama lensa bawaannya ( kit ). Bagi pemula yang membeli DSLR kit mereka tidak perlu ribet dengan urusan membeli lensa karena bisa langsung memotret. Bagi yang hanya membeli bodi atau hendak membeli lensa tambahan, pengetahuan tentang lensa sangat dibutuhkan. Misalnya pemula yang banyak traveling, lensa zoom wide hingga telephoto bisa menjadi pilihan karena praktis untuk dibawa. Atau jika budget cukup dan membutuhkan, membeli lensa zoom berkualitas bisa menjadi pilihan. Seperti lensa zoom 17-24 mm, 24-70 mm, dan 70-200 mm dengan diafragma maksimal 2.8 Lensa cepat tersebut sangat membantu pada kondisi pemotretan low light.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kompatibilitas lensa dengan DSLR. Apakah lensa mempunyai motor autofokus atau tidak, karena jika tidak autofokus tidak bekerja jika lensa dipasangkan pada kamera yang tidak punya motor autofokus. Cari informasi kompatibilitas lensa maupun reviewnya pada website yang disebutkan diatas.

Komentar

  1. Mantap anakku lanjutkan terus cita citamu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Kamera